oleh Arif Nur Setiawan, 1006699745
Taman Apresiasi Seni Rupa Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) telah memajang enam karya
seni rupa seperti, Monumen Luka karya Hanafi, Never Ending, Mencari Peluang, Menu Hari Ini
karya Iriantine Karnaya, Interkoneksi karya Entang Wiharso,
dan Merasa
Bebas karya Putu Sutawijaya. Dengan adanya keenam karya seni rupa
tersebut, FIB UI memberikan sarana ruang dialog antara seniman, sivitas akademika
Universitas Indonesia, dan masyarakat luas.
Monumen Luka karya Hanafi merupakan
salah satu karya seni rupa instalasi di FIB UI yang unik dan menarik untuk
diapresiasi. Telah kita ketahui bersama bahwa Hanafi adalah pelukis yang
berkanal ekspresionisme abstrak. Seni lukis abstrak Hanafi sangatlah fenomenal
dan dapat diapresiasi dengan mudah oleh masyarakat maupun pengamat seni. Karya
seni Hanafi tidak sebatas pada seni lukis abstrak, tetapi telah masuk pada seni
rupa instalasi. Monumen Luka salah satunya. Monumen Luka tersebut dibangun
dalam rangka Dies Natalis ke-65 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia. Acara ini tampaknya merupakan “pintu masuk” pemberian penghargaan
kepada seniman di FIB UI.
Dalam pengkajian karya seni, dapat kita
pahami bersama bahwa suatu karya seni pasti memiliki makna, ide, gagasan atau
isi di dalamnya. Hanafi dalam memvisualisasikan ide atau gagasannya sangatlah
unik. Hanafi menggunakan wujud tiga plester atau pembalut luka dalam karyanya
yang berjudul Monumen Luka ini. Hal ini dilatarbelakangi oleh keadaan bangsa
Indonesia yang kacau balau. Di awal tahun 2005, bangsa ini masih diselimuti
luka yang mendalam, yaitu bencana Tsunami di Aceh. Selain itu, sepanjang tahun
2002 hingga 2005 terjadi teror bom di Nusantara dan menewaskan hingga ratusan
orang. Di lembar akhir tahun 2005, seolah-olah wajah bangsa Indonesia
digambarkan penuh dengan luka oleh Hanafi. Pada dasarnya, Monumen Luka ini
tampaknya sebagai “objek” yang berwujud tanda untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik.
Dalam hal memberi makna terhadap karya
seni rupa instalasi di atas, saya mencoba berpikir dan mempunyai pertanyaan
sederhana “Apakah kaitannya atau korelasinya Monumen Luka dengan Perguruan
Tinggi, dalam hal ini Universitas Indonesia?”. Saya berpikir kembali atas
pertanyaan tersebut. Akhirnya, saya beranggapan bahwa Monumen Luka karya Hanafi
yang dipajang di Kampus FIB UI mempunyai makna yang mendalam dalam hal
pendidikan.
Hal tersebut didasarkan pada telah
tersakitinya Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Telah kita ketahui bersama bahwa Tri Dharma
Perguruan Tinggi belum sepenuhnya ditegakkan di Indonesia. Maka, hukum
sebab-akibat terjadi dalam konteks ini. Manusia yang tidak “sadar” akan
kehidupannya sendiri yang telah merusak “alam” hidupnya. Di sini peranan para
kaum intelektual sangatlah vital dalam memperbaiki wajah bangsa ini. Di sisi
lain, Monumen Luka ini dapat kita maknai sebagai “perjalanan” ke arah yang
hendak kita capai. Terakhir sebagai penutup, seni rupa instalasi Monumen Luka
karya Hanafi ini harus kita apresiasi, dalam hal ini mencoba untuk merebut
makna dan memberi makna. Salam Budaya!
[1] http://studiohanafi.com/studiohanafi/index.php?option=com_content&task=view&id=26&Itemid=2
diakses dan diunduh pada tanggal 3 Desember 2011 pukul 23: 20 WIB.
0 komentar:
Post a Comment